Jum'at, 30 Maret 2018 menjadi hari bersejarah bagi seluruh santri MBS Trenggalek. Pasalnya, pada hari tersebut, untuk pertama kaliny...
Jum'at, 30 Maret 2018 menjadi hari bersejarah bagi seluruh santri MBS Trenggalek. Pasalnya, pada hari tersebut, untuk pertama kalinya mereka memilih pemimpin. Pemimpin mereka nanti akan dikenal dengan istilah Ketua Pimpinan Ranting Ikatan Pelajaran Muhammadiyah (PR IPM) MBS Trenggalek.
Yaps... Inilah pembelajaran berdemokrasi ala Muhammadiyah. Musyawarah Ranting (Musyran) namanya. Melalui musyran inilah seluruh santri memilih pemimpin mereka.
Acara yang digelar di aula lantai 3 itu menjadi momen istimewa bagi seluruh santri, terutama mereka yang dinobatkan sebagai Calon Tetap Ketua. Acara tersebut dihandle langsung oleh kepala sekolah MBS Trenggalek, Arifin, M.Pd.I. Menurut informasi, istri dari Yoanita Martina Sutikno itu adalah mantan Ketua Pimpinan Daerah (PD) IPM Kabupaten Trenggalek selama dua periode.
Sebelum proses pemilihan dimulai, Arifin memberi petuah (baca :pesan) untuk seluruh santri. "Hari ini kita akan memilih ketua IPM, pemimpin seluruh santri MBS. Namun yang perlu antum pahami, sebenarnya kita semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban"
tutur kepala sekolah pertama MBS itu.
Lebih lanjut Arifin secara khusus berpesan kepada seluruh kandidat ketua, bahwa siapapun nanti yang terpilih, harus mampu menjadi contoh bagi seluruh santri. "Putra maupun putri punya kesempatan dan tanggug jawab yang sama, siapapun yang terpilih harus bisa menjadi uswah khasanah". Ujarnya.
Menjadi rangkaian penting kegiatan, Arifin sebagai konseptor acara, turut menghadirkan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Trenggalek. Sebagaimana diketahui bahwa IPM merupakan salah satu ortom Muhammadiyah yang memiliki struktur terintegrasi mulai dari Pimpinan Pusat (teratas) sampai Pimpinan Ranting (terbawah). Secara organisatoris IPM di MBS Trenggalek berada dibawah koordinasi langsung PD IPM Trenggalek.
PD IPM Trenggalek dihadirkan untuk memberi wawasan kepada seluruh peserta mengenai tethek mbengek IPM, yang meliputi sejarah, struktur organisasi, bidang-bidang sampai jenis-jenis kegiatan. Presentasi tentang ke-IPM-an disampaikan langsung oleh Ipmawati Rizka Ayu selaku ketua PD IPM Trenggalek saat ini.
Sementara itu, beberapa hari sebelum acara Musyran dihelat, sudah terpilih 12 calon tetap yang diseleksi langsung oleh kepala sekolah yang terdiri dari 6 calon santri putra dan 6 calon santri putri. Santri putra yang lolos seleksi adalah Amanu Nur Abdillah, M. Iqbal Alfarizqi, M. Fuad Zein, Nasrullah Rizal Biqqi, Briliant Fatkul Madani dan M. Rafif bintoro. Sementara wakil dari satri putri adalah Aisyah Amara Laila Husna, Gendhis Irma Dwianindya, Fatikathul Khusna, Nadiyatus Zahroul Khusna, Regita Azzahra Imelda Putri dan Assyifaul Fazzahra. Kedua belas kandidat adalah santri kelas 2.
Setelah presentasi tentang ke-IPM-an berakhir, Arifin selaku moderator acara, memberikan kesempatan kepada seluruh calon tetap untuk mempresentasikan visi dan misi dihadapan seluruh santri MBS. Riuh tepuk tangan bergemuruh setelah M. Iqbal Alfarisqi bediri dan menjadi presentator pertama. "jika Allah mengijinkan saya menjadi ketua IPM MBS, maka saya akan berusaha membuat seluruh santri MBS lebih rajin ibadahnya, akan saya adakan kajian rutin tentang Al qur'an dan hadist secara rutin". Tutur Iqbal menyampaikan programnya.
Berbeda dengan Iqbal, Fatikathul Khusna memaparkan tentang program wajib berbahasa Indonesia, Arab dan Inggris bagi seluruh santri. "Jika saya terpilih, salah satu program saya adalah mewajibkan seluruh santri berbahasa Indonesia, Arab dan Inggris dan mengikis penggunaan bahasa Jawa". Papar santri asal desa Kamulan itu.
Setelah seluruh kandidat menyampaikan visi misinya, Arifin memberi kesempatan kepada seluruh santri MBS dan juga undangan yang hadir untuk memberikan pertanyaan mengenai program dari masing-masing calon. "Upaya apa yang akan kamu lakukan jika ada pelanggaran tatib yang dilakukan oleh santri, misalkan atribut tidak lengkap ketika upacara" tanya ustadzah Bunga kepada Amanu, salah satu kandidat. "Pertama akan saya ingatkan, jika tetap diulangi akan saya sanksi sesuai aturan yang berlaku". jawab amanu diikuti tepuk tangan seluruh peserta Musyran.
Seusai sesi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan pemilihan ketua yang merupakan puncak acara Musyran. Sebelum pemilihan dilakukan, Arifin menjelaskan tentang tata cara pemilihan. "Sistem pemilihan pemimpin di Muhammadiyah berbeda dengan sistem pemilihan pada umumnya". Ujarnya. "calon yang mendapat suara terbanyak belum tentu otomatis menjadi ketua, karena prinsip kepemimpinan di Muhammadiyah adalah kolektif kolegial". Imbunya. "jadi seluruh peserta nanti harus memilih 9 calon tetap, dimana 9 nama dengan suara terbanyak akan ditetapkan menjadi formatur, nah formatur inilah yang akan menentukan siapa yang akan menjadi ketua". Pungkasnya.
Akhirnya, Musyran pertama itu memutuskan nama yang terpilih sebagai ketua PR IPM MBS Periode 2018-2019 adalah Amanu Nur Abdillah.
COMMENTS