mbsmu.com - Satu kata buat para santri MBS Trenggalek, amazing . Ya, Luar biasa, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan aksi para sa...
Acara bagi ta’jil merupakan inisatif murni dari para santri sendiri, tidak diarahkan atau diperintah oleh para ustadz ustadzah. Adalah Tsamara Aulia Rusyda yang menjadi pelopor aksi yang menyasar para pengguna jalan dan tukang becak ini. Ara (nama panggailan Tsamara-red) santri kelas 2 itu menyampaikan maksud dan tujuannya untuk bagi ta’jil kepada kepala sekolah, Arifin, M.Pd.I. Menurut santri yang punya hobi menggambar, tujuan dari pelaksanaan aksi adalah untuk mengamalkan hadist rasulullah, yakni mendapatkan pahala berpuasa dengan memberi makan pada orang yang berpuasa. “Saya pernah mendengar hadist nabi yang mengatakan bahwa siapa yang memberi berbuka puasa akan mendapatkan ganjaran seperti orang yang berpuasa tadz, untuk itulah aksi ini digelar”. Tutur Tsamara. Yang dimaksud Tsamaran adalah hadits berikut ini :
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya : “Barangsiapa yang memberi ifthar kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah). Al-Albani: hadis ini shahih (Shahih al-Jami’al-Shaghir, II/1095).
sumber : https://umsida.ac.id/amalan-amalan-utama-di-bulan-ramadhan/
Selain itu Tsamara juga menyampaikan bahwa kegiatan bagi ta’jil dilaksanakan untuk melatih kepedulian pada sesama. “ya peduli saja tadz sama orang-orang yang sedang berpuasa dan ketika mau berbuka mereka masih ada di jalan, entah perjalanan pulang atau bekerja”. Ujar santri asal Kecamatan Trenggalek itu. “Dari mana dananya?” Tanya Arifin. “iuran seluruh santri tadz” jawab Tsamara dengan tegas. Mendengar alasan seperti itu, spontan ustadz Arifin mengiyakan ide tersebut. “good, lanjutkan!”. Tutur Arifin menyetujui. Ternyata ide Tsamara tersebut telah disampaikan kepada santri lainnya, dan mereka semua mendukung.
Selanjutnya, selaku inisiator, Tsamara mengordinir semua keperluan aksi. Berkordinasi dengan ketua IPM MBS, Amanu Nur Abdillah, mereka membagi tugas, mulai dari menunjuk koordinator iuran, siapa yang membuat menu ta’jilnya dan titik-titik mana saja yang akan dijadikan lokasi aksi bagi ta’jil. Total iuran yang terkumpul sejumlah Rp. 450.000. Setelah diskusi dengan anggota IPM yang lain, dana itu akan digunakan untuk membuat menu ta’jil berupa es buah. Dana yang ada cukup untuk membuat 400 cup es buah.
Didampingi beberapa ustadz ustdzah MBS, pada pelaksanaan acara bagi ta’jil, seluruh santri dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama bertugas membagi ta’jil di seputar lampu merah pasa Pon dan kelompok kedua di area Terminal bus Sumbergedong. Sedangkan keompok ketiga menyasar area pertigaan Ngantru dan kelompok terakhir di perempatan Widowati. Tak butuh waktu lama, dalam beberapa menit saja ta’jil 400 cup es buah buatan santri-santri MBS ludes terbagi. Semoga amal baikmu dibalas berlipat ganda nak.
COMMENTS