Kajian Ramadhan 1439 H #6: Puasa Ramadhan Adalah Paket Satu Bulan

mbsmu.com
Oleh: Drs. Sholeh Su'aidy
----------------------------------
Diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, dan Turmudzi dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda, yang artinya sebagai berikut:

“Barang siapa yang berbuka sehari dalam bulan Ramadlan dengan tidak ada hal yang membolehkannya dari Allah, maka puasa yang ditinggalkannya itu tidak bisa diqadla (diganti) oleh puasa sepanjang masa, meskipun ia melakukannya”.

Di dalam hadits riwayat Bukhari tertulis, yang artinya sebagai berikut:

“Barang siapa berbuka sehari pada bulan Ramadlan dengan tidak ada uzur dan tidak karena sakit, maka puasanya tidak bisa diganti oleh puasa sepanjang masa, sekalipun ia melakukannya”.

Pernyataan hadits di atas menegaskan kepada kita, bahwa puasa Ramadhan merupakan kewajiban mutlak yang tidak boleh kita anggap remeh. Jika memang tidak karena halangan yang dibenarkan oleh syari’at, maka tidaklah pantas bagi umat yang mengaku Islam untuk meninggalkannya. Puasa Ramadhan juga bukanlah lahan untuk coba-coba, misalnya: “Jika saya bersemangat saya akan menyelesaikan satu bulan, tetapi jika saya malas maka saya akan berbuka”. Niat yang tidak utuh seperti ini tidak boleh terjadi, karena puasa ramadhan haruslah diselesaikan selama satu bulan penuh. Adapun jika ternyata di tengah jalan mungkin terhalang oleh sakit atau hal-hal lain yang memang diizinkan oleh syari’at, maka ketentuannya harus diganti pada hari-hari yang lain di luar Ramadhan, dalam rangka untuk menyempurnakan jatah satu bulan di bulan Ramadlan.

Ramadhan merupakan bulan paket dari Allah swt, maka belum bisa dikatakan paket, manakala pelaksanaannya belum genap satu bulan. Dengan demikian maka bagi umat Islam yang terpaksa mempunyai hutang puasa, dia harus segera melunasi hutang puasanya, agar bisa genap satu bulan. Belum bisa diterima puasanya selama memang belum genap satu bulan, sehingga jika seseorang dengan sengaja meninggalkan puasa sehari saja tanpa alasan yang dibenarkan menurut syari’at, maka sama halnya dia telah menggagalkan puasanya dalam bulan Ramadhan.

Berkaitan dengan hadits tersebut di atas, Ulama’ Adz-Dzahabi memberikan suatu ketegasan, bahwa “Orang yang meninggalkan puasa Ramadhan tidak dengan alasan sakit, dia lebih jahat dari pezina dan peminum arak, bahkan diragukan keislamannya”.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan adz-Dzailami, yang artinya sebagai berikut:

“Sendi-sendi dasar Islam ada tiga, di atasnyalah didirikan Islam. Barang siapa yang meninggalkannya, maka kafirlah ia dan halal darahnya. Yaitu: Mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, melaksanakan shalat fardlu, dan puasa Ramadlan”.

Dari keterangan tersebut jelas, bahwa antara syahadat, shalat, dan puasa ramadhan, ketiganya merupakan dasar dalam membangun tegaknya Islam. Maka bagi umat Islam yang mengabaikan hal tersebut, berarti secara tidak langsung dia telah ikut andil dalam mengabaikan Islam.

Pada akhirnya semoga kita diberi kemampuan oleh Allah, untuk sanggup menyelesaikan ibadah puasa Ramadan genap satu bulan. Dan semoga bagi yang nantinya terpaksa harus mempunyai hutang puasa, akan selalu mendapat petunjuk dari Allah swt untuk bersegera membayar hutang puasanya hingga genap satu bulan. Amiin.