Malam ini seluruh umat islam Indonesia sudah mulai melaksanakan shalat tarawih sebagai penanda bahwa esok puasa ramadhan 1439 H siap dimul...
Sama seperti umat muslim lainnya, keluarga besar MBS Trenggalek turut memulai aktifitas sholat tarawih (16/5) di musholla sementara lantai tiga. Sholat tarawih perdana, langsung diimami oleh kepala SMP MBS, Arifin, S.Pd.I.M.Pd. Peristiwa tidak biasa terjadi pada tarawih perdana itu.
Sesaat sebelum tarawih dimulai, Arifin memberikan briefing (pengarahan) kepada seluruh jama'ah yang terdiri dari seluruh santri dan para ustadz. Setelah sholat isya' dan sholat ba'diyah selesai ditunaikan, Arifin menjelaskan tentang tata cara sholat tarawih menurut tarjih Muhammadiyah. "Sebelum Tarawih dimulai, ada dua hal yang perlu saya sampaikan kepada antum semua". Tutur Pria berusia 29 tahun itu mengawali briefingnya.
"Pertama, menurut hasil ijtihad Majelis Tarjih dan Tajdid, formasi sholat tarawih yang dicontohkan Rasulullah itu ada 3. Yaitu 4-4-3 kemudian 2-2-2-2-3 dan yang terakhir 2-2-2-2-2-1" . Ujarnya. "Ini ijtihad, tidak perlu diperdebatkan, yang jelas saat ini kita semua berada di bawah naungan lembaga pendidikan Muhammadiyah, maka seyogyanya sami'na wa'atho'na dengan fatwa majelis Tarjih". Tandasnya.
Selain itu, Arifin juga menjelaskan mengenai pelaksanaan sholat istiftah sebagai sholat pembuka sebelum sholat tarawih, baik dasarnya maupun kaifiatnya. "Diantara kalian mungkin ada yang belum tahu bahwa sebelum sholat tarawih ada sholat pembuka yang dinamakan sholat istiftah atau iftitah". Ujar mantan ketua PD IPM Trenggalek 2008-2010. "Hadits yang menjadi dasar pelaksanaan sholat istiftah ini setidaknya ada 3, yang diriwayatkan oleh imam Muslim dan Abu Dawud". Imbuh kepala sekolah berusia 29 tahun.
Lebih lanjut, Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Trenggalek itu menjelaskan tentang kaifiat atau tata cara pelaksanaan sholat istiftah kepada seluruh jama'ah. "Sholat istiftah dilaksanakan dua roka'at, dimana pada rokaat pertama setelah takbir do'a yang dibaca adalah Subhanallah dzil malakuuti wal jabaruuti wal qibriya'i wal adzamah, kemudian membaca surat al-fatihah lalu rukuk". Tuturnya. "Sementara pada raka'at kedua, cukup membaca surat al-fatihah saja kemudian rukuk dan seterusnya hingga salam". Imbuhnya.
Pembekalan yang dilakukan Arifin bukan tanpa alasan. Pasalnya, tidak semua santri dan ustadz berasal dari lingkungan keluarga atau berlatar belakang pendidikan Muhammadiyah. "Ini penting saya jelaskan, agar tidak terjadi miss pemahaman antar santri dan ustadz dalam pelaksanaan sholat tarawih". Pungkasnya.
COMMENTS