mbsmu.com Oleh : Mujiarto Prakosa, M.Pd. --------------------------------------- إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ...
Oleh : Mujiarto Prakosa, M.Pd.
wallaahul musta'aan.
---------------------------------------
Ma’asyiral muslimin arsyadakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan nikmat yang tiada terhitung Ia limpahkan kepada hamba-Nya serta shalawat salam semoga Allah curahkan kepada Rosululloh SAW.
Setiap manusia dibekali satu hal yang membedakannya dengan makhluk lainnya yaitu akal. Dimana akal atau aqli dalam alqur’an disebutkan 49 kali dan berbentuk fi’il (kata kerja). Artinya akal harus kita gunakan untuk berpikir, jadi ia terus bekerja sebagai sumber dari bernilainya setiap amaliyah kita. Menurut penelitian otak manusia yang paling bodoh mampu menyimpan sebesar 100 juta giga byte dalam memorinya, apalagi manusia normal.
Orang yang menggunakan akalnya berarti ia telah menempuh jalan menuju kesempurnaan amal karena amal tanpa ilmu dalam fikirannya maka tidak akan ada nilainya, sampai-sampai imam syafi’i menulis kitab “al ilmu qobla qoul wal amal” ilmu sebelum ucapan dan perbuatan. Jangan sampai kita terjerumus kesesatan lantaran ketidaktahuan. Allah memberikan akal untuk kita mengilmui ilmu_Nya yang ada di dunia.
Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
Artinya: “Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.”(HR. Imam Ahmad, VI/304, Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini perawinya terpercaya).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Dan kapan saja seorang alim meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya lalu mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang bertentangan dengan hukum Allah dan RasulNya, maka ia telah murtad dan kafir serta pantas baginya mendapatkan siksa di dunia dan di akhirat.”(Majmu’ Fatawa, 35/373).
Perdalam ilmu lewat belajar
Belajar dalam islam disebut “ta’allum”, sedangkan mengajar “ta’lim” jika pendidikan disebut “tarbiyah”. Apa perbedaan mengajar dan mendidik ?
Mengajar adalah tranfer ilmu, sedangkan mendidik “tarbiyah” asal kata dari “rabba” ada perhatian lebih supaya sempurna dalam kehidupannya. Konsep belajar dan mendidik ini dalam al qur’an digabungkan dengan istilah “tafaqquh”. Mentranfer ilmu kemudian membimbing praktek dan pengamalan ilmu tersebut untuk kesempurnaan hidup dan kemaslahatan akhirat.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyiral muslimin arsyadakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan nikmat yang tiada terhitung Ia limpahkan kepada hamba-Nya serta shalawat salam semoga Allah curahkan kepada Rosululloh SAW.
Setiap manusia dibekali satu hal yang membedakannya dengan makhluk lainnya yaitu akal. Dimana akal atau aqli dalam alqur’an disebutkan 49 kali dan berbentuk fi’il (kata kerja). Artinya akal harus kita gunakan untuk berpikir, jadi ia terus bekerja sebagai sumber dari bernilainya setiap amaliyah kita. Menurut penelitian otak manusia yang paling bodoh mampu menyimpan sebesar 100 juta giga byte dalam memorinya, apalagi manusia normal.
Orang yang menggunakan akalnya berarti ia telah menempuh jalan menuju kesempurnaan amal karena amal tanpa ilmu dalam fikirannya maka tidak akan ada nilainya, sampai-sampai imam syafi’i menulis kitab “al ilmu qobla qoul wal amal” ilmu sebelum ucapan dan perbuatan. Jangan sampai kita terjerumus kesesatan lantaran ketidaktahuan. Allah memberikan akal untuk kita mengilmui ilmu_Nya yang ada di dunia.
Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟ قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.”(HR. Imam Ahmad, VI/304, Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini perawinya terpercaya).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
وَمَتَى تَرَكَ الْعَالِمُ مَا عَلِمَهُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رُسُوْلِهِ وَاتَّبَعَ حُكْمَ الْحَاكِمِ الْمُخَالِفِ لِحُكْمِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ كَانَ مُرْتَدًّا كَافِرًا يَسْتَحِقُّ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.
Perdalam ilmu lewat belajar
Belajar dalam islam disebut “ta’allum”, sedangkan mengajar “ta’lim” jika pendidikan disebut “tarbiyah”. Apa perbedaan mengajar dan mendidik ?
Mengajar adalah tranfer ilmu, sedangkan mendidik “tarbiyah” asal kata dari “rabba” ada perhatian lebih supaya sempurna dalam kehidupannya. Konsep belajar dan mendidik ini dalam al qur’an digabungkan dengan istilah “tafaqquh”. Mentranfer ilmu kemudian membimbing praktek dan pengamalan ilmu tersebut untuk kesempurnaan hidup dan kemaslahatan akhirat.
wallaahul musta'aan.
Mujiarto Prakosa, M.Pd.
Komandan KOKAM Trenggalek
COMMENTS