Kajian Ramadhan 1439 H #14: Meningkatkan Pemahaman Terhadap Al-Qur’an

mbsmu.com
Oleh: Drs. Sholeh Suaidy

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Salah satu amalan utama yang perlu untuk kita latihkan pada malam bulan Ramadlan adalah tadarrus Al-Qur’an. Berkaitan dengan ini Rasulullah saw bersabda:

“Tidak berkumpul suatu kaum di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membacakan Kitab Allah dan mentadarruskannya di antara mereka, melainkan turunlah kepada mereka ketenangan, ditutupilah mereka oleh rahmat, dilindungilah oleh Malaikat, dan Allah menyebut mereka bersama-sama dengan orang yang di sisi-Nya. Barang siapa dilambatkan oleh amalnya, tidaklah dapat dicepatkan oleh hubungan darahnya”.

Mentadarruskan al-Qur’an di malam hari sangat disukai Allah, karena pada malam hari itulah kita terlepas dari kebimbangan dan kemasyghulan, serta bisa mempersatukan antara lidah dan isi bacaan al-Qur’an yang ditadarruskan. Lebih-lebih di malam bulan Ramadlan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, Ibnu Abbas berkata:

“Sesungguhnya mudarrasah di antara Nabi dan Jibril adalah di malam hari”.

Adapun yang dimaksud mudarrasah (mentadarruskan) adalah meminta kepada seseorang yang dianggap paling mampu untuk membacakan al-Qur’an dan menerangkan isi kandungannya. Juga membaca al-Qur’an di hadapan orang yang dipandang mampu, dan menanyakan kepadanya makna dan maksud yang terkandung di dalamnya.

Inilah maksud dari mudarrasah yang sebenarnya, karena Nabi saw pernah bersabda:

“Celakalah bagi orang yang membaca al-Qur’an, dan tidak (berusaha) mentadabburkan (memahami apa yang dibaca)”.

Al-Qur’an memang petunjuk bagi ummat manusia. Karenanya memang wajar jika kita dituntut untuk bisa memahami isi kandungannya, agar kita menjadi tahu tentang petunjuk apa yang terdapat di dalamnya. Jika kita tidak bersemangat untuk berusaha mencari pemahaman terhadap isi kandungan al-Qur’an akan menyebabkan kita terbawa kepada pemikiran Jahilliyah yang menjadikan Al-Qur’an seolah-olah merupakan benda keramat sebagaimana benda-benda lain yang biasa dikeramatkan orang. Tulisan ayat-ayat al-Qur’an hanya difungsikan sebagai tumbal keselamatan, sebagai pengusir hantu, menciptakan ilmu kebal, dan sebagainya.

Islamnya para sahabat Nabi, kebanyakan setelah mereka mendengar bacaan Al-Qur’an yang langsung mereka fahami kedalaman isi kandungannya. Sehingga begitu mereka menyatakan keislamannya, mereka secara total telah menyatakan sanggup untuk meninggalkan adat-istiadat lama yang telah mendarah daging, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Sementara itu kita yang dilahirkan dalam kondisi bahasa yang sama sekali belum mengenal bahasa Al-Qur’an, padahal islam yang kita dapat hanyalah masih sebatas Islam yang diwariskan dari orang tua kita, maka sudah barang tentu kita dituntut bukan hanya sekedar untuk membacanya saja, tetapi harus berusaha untuk mencari pemahaman tentang isi kandungan Al-Qur’an. Ini semua dimaksudkan supaya ke-islaman kita semakin berkualitas sebagaimana kualitas islamnya para sahabat. Meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa hal itu seolah-olah tidak mungkin, tetapi usaha kita dalam mengarahkan diri menuju ummat islam yang berkualitas adalah merupakan suatu keharusan. Kita harus yakin bahwa kejayaan ummat islam di dunia ini akan bisa diraih kembali manakala umat ini dipimpin oleh orang-orang yang berilmu sekaligus memiliki pemahaman kuat terhadap Al-Qur’an sebagaimana para sahabat Nabi saw.

Semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi ummat yang berkualitas. Amiin.