mbsmu.com Oleh: Drs. Sholeh Suaidy Assalamu'alaikum Wr.Wb. Pada pertemua kali ini, marilah kita mengingat sabda Nabi saw yang diriwa...
Oleh: Drs. Sholeh Suaidy
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
“Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: Yaitu orang yang berpuasa hingga berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya. Allah mengangkat do’anya ke atas awan, membuka pintu-pintu langit, serta berfirman: “Demi kebesaran-Ku, pasti Aku akan menolongmu sekalipun waktu telah berlalu”.
Di dalam riwayat Ahmad, Tirmudzi, dan Ibnu Hibban, bahwa Nabi saw bersabda:
“Ada tiga golongan manusia, Allah tidak berhak untuk menolak do’a mereka: Yaitu (do’anya) orang yang berpuasa hingga berbuka, orang yang teraniaya hingga terlepas, dan orang musafir hingga kembali”.
Seorang muslim yang dengan sungguh-sungguh melaksanakan ibadah puasa, niscaya akan menghasilkan takwa. Inilah yang menjadi tujuan sebenarnya dari ibadah puasa itu sendiri. Dan jika telah menghasilkan ketakwaan, maka berarti telah memperoleh keridlaan dan kasih sayang Allah swt. sehingga do’a-do’a yang dipanjatkan akan banyak dikabulkan Allah swt.
Yang menjadi PR besar bagi kita adalah, bagaimana supaya ibadah puasa kita ini betul-betul termasuk kriteria puasa yang sebenarnya. Yakni selain kita menahan diri dari makan dan minum, juga berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengendalikan hawa nafsu; menahan diri untuk tidak mengungkap kejelekan orang lain, menahan diri untuk tidak mencaci orang lain, mengakui kelemahan dan kekurangan diri sendiri, berusaha untuk bersifat lapang dalam menghadapi pemikiran-pemikiran yang tidak sependapat dengan kita, berusaha untuk menahan pandangan dan pendengaran kita dari hal-hal yang tercela, berusaha menghindarkan akal kita dari pikiran-pikiran negatif, menghindari buruk sangka terhadap sesama muslim, berusaha berkata jujur, dan menghindari hal-hal lain yang menjadi sifat buruk manusia.
Itulah puasa yang benar, yang menjadi sebab dari kemanjuran suatu do’a. Yang berarti Bukan hanya sekedar kemauan untuk menahan makan dan minum semata.
Do’a bagi ummat Islam adalah merupakan penawar yang paling kuat, karena do’a adalah senjata pamungkasnya orang mukmin. Nabi bersabda :
“Do’a itu adalah senjata orang mukmin, tiang agama, cahaya langit, dan cahaya bumi”. (HR Hakim).
Do’a adakalanya lebih kuat dari bencana yang hendak menimpa, sehingga dengan berdo’a Allah swt tidak jadi menurunkan bencana kepadanya. Do’a adakalanya lebih lemah dari bencana yang hendak menimpa, sehingga ternyata dengan do’a yang dipanjatkan tidak mampu menolak datangnya bencana. Do’a juga adakalanya sama kuat dengan bencana, sehingga meskipun bencana datang, tetapi dia selamat.
Nabi pernah bersabda: “Tidak ada yang bisa menolak takdir, kecuali do’a. Tidak ada yang bisa memanjangkan umur, kecuali dengan berbuat baik. Dan sesungguhnya seseorang itu tidak dapat kemewahan duniawi karena dosa yang dikerjakan”.
Dari keterangan tersebut, semoga Allah lebih membuka hati kita untuk bisa berfikir jernih; Sudah pantaskah do’a yang kita panjatkan ini masuk Kriteria do’a yang pantas untuk dikabulkan oleh Allah swt.?
Drs. Sholeh Suaidy
Ketua LPCR PDM Trenggalek
COMMENTS