mbsmu.com - Ditengah kemeriahan kegiatan Fortasi, kabar duka menghampiri keluarga besar MBS Trenggalek. Adalah pak Ismadi, ayah dari Hilm...
Menurut informasi salah satu keluarga, almarhum menghembuskan nafas terakhirnya hari ini pkl. 09.00 wib. "Tadi pagi saat saya sedang menonton tivi terdengar suara teriakan bapak kesakitan dikamar mandi, saat saya hampiri beliau sudah terlentang dan tidak sadarkan diri". Begitu cerita salah satu putra almarhum, Ivan. "Saat itu saya minta tolong kepada tetangga untuk membawa ayah saya ke rumah sakit, namun sampai disana ayah dinyatakan sudah meninggal". Sambung ivan menjelaskan.
Ketika saya coba menggali lebih dalam tentang kronologi kematian ayahnya, ivan sempat bercerita bahwa beberapa hari yang lalu ayahnya mengeluh sakit dia bagian dada karena terjatuh dari sepeda motor. Namun dibiarkan saja sampai hari ini beliau menghembuskan nafas terakhir.
Pak Ismadi adalah aktifis Muhammadiyah Tulungagung. Dedikasinya untuk perayarikatan ia wujudkan dengan ngurusi Lazismu PCM Ngunut sebagai ketua. Suami dari Saptaningtyas ini belum memiliki pekerjaan tetap, namun mampu memberikan pendidikan yang sangat layak untuk anak-anaknya. Ivan, putra pertama pak Ismadi kini tengah menempuh studi di ITS surabaya. Putra kedua, Nabil tahun ini diterima di Universitas Brawijaya dan si bungsu Akbar sudah setahun menjadi santri MBS Trenggalek.
Khusus untuk Akbar, Pak Ismadi menaruh harapan besar agar kelak putra terakhirnya itu bisa menjadi hafidh (penghafal al qur'an). Keinginan itu sempat ia sampaikan kepada istrinya sebelum wafat. "Titip Akbar ya ustadz, ayahnya kepingin dia jadi seorang hafidh". Begitu kata ibunda Akbar saat menyampaikan kenginan suaminya kepada saya.
Semangat dan ghiroh pak Ismadi patut menjadi teladan untuk para orang tua. Bahwa keterbatasan tidak menyurutkan niat mulia, memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Semoga Semua dosa pak Ismadi diampuni Allah SWT, semua amal ibadahnya diterima dan kembali dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin. Arifin
COMMENTS