Seminar
mbsmu.com - Pimpinan Daerah Nasyiatul 'Aisyiyah (PDNA) Trenggalek menggelar Seminar Pengembangan Sekolah Ramah Anak (27/11). Tak kurang dari 200 peserta hadir dalam Acara yang digelar di Aula gedung Bhawarasa Kabupaten Trenggalek tersebut.
Hadir sebagai undangan, Bupati Trenggalek yang diwaliki Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), Kepala Kesbangpol, Pimpian Daerah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah, ortom serta Ketua Majelis Dikdasmen PDM dan PDA. Sementara itu peserta seminar terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, perwakilan wali murid dan perwakilan murid dari seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah dan' Aisyiyah Trenggalek.
Salah satu narasumber yang dihadirkan dalam seminar adalah Kepala Dinas Sosial dan P3A Trenggalek, Ratna Sulityowati. Dalam paparannya, ibu dua orang anak tersebut menyampaikan tentang prestasi Kabupaten Trenggalek yang 4 kali berturut-turut mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten layak anak. "Kita perlu bangga karena Trenggalek 4 kali berturut turut dapat penghargaan kabupaten layak anak dengan peringkat madya" tuturnya.
Lebih lanjut perempuan yang juga berprofesi sebagai dokter itu menjelaskan bahwa prestasi yang diraih Trenggalek itu didukung oleh lembaga pendidikan yang nenerapkan sekolah layak anak. "Pengahargaan ini salah satunya karena ada sekolah di Trenggalek yang sudah menerapkan Sekolah Ramah Anak". tuturnya. "Anak-anak harus dipastikan terpenuhi haknya baik drumah maupun di sekolah. Salah satu indikatornya, semua siswa sudah memiliki akta kelahiran atau KTA" jelas Ratna. "Data adminduk siswa termasuk akta kelahiran akan menjadi dasar pemberian bantuan pendidikan bagi siswa oleh pemerintah daerah" pungkasnya.
Sementara itu, Ketua majelis Sosial PW. 'Aisyiyah Jawa Timur, Budiyati, M.Pd. yang juga menjadi narasumber menyatakan bahwa sekolah ramah anak adalah sekolah yang tidak memberikan hukuman fisik berlebihan pada siswanya. "Misalnya push up 100 kali, hormat kepada tiang bendera di tengah terik matahari, itu tidak mendidik, tidak manusiawi. Sekolah Muhammadiyah harus menghindari hal-hal seperti itu" tegasnya.
Selain itu ada dua narasumber lain yang juga mengupas tentang bagaimana menciptakan sekolah ramah anak. Ada Siti Asmah, ketua Majelis Dikdasmen PWA Jatim dan juga Rully Sulistyani, M.Pd. Guru SMA Negeri 2 Trenggalek yang menjadi pelopor pengembangan sekolah ramah anak di Trenggalek.
Kegiatan yang dibuka oleh Kadinsos ini terlaksana atas kerjasama PDNA dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Seminar ini dilaksanakan untuk mendukung program pengembangan sekolah ramah anak untuk meningkatkan Predikat Madya yang sudah diperoleh Pemkab. Trenggalek menuju Predikat Nindya. Pasalnya untuk mencapai predikat Tersebut 50% sekolah dikabupaten Trenggalek harus mendapat predikat sekolah ramah anak sebagaimana yang diutarakan Ka. Dinsos P3A. ipin
COMMENTS