mbsmu.com - Tugas Guru Muhammadiyah tidak hanya mendidik namun juga menyiapkan kader persyarikatan (Muhammadiyah) . Pernyataan tersebut d...
mbsmu.com - Tugas Guru Muhammadiyah tidak hanya mendidik namun juga menyiapkan kader persyarikatan (Muhammadiyah). Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Suripto sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek saat menjadi narasumber Baitul Arqam yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Trenggalek, Sabtu (9/11). Kegiatan tersebut digelar di aula gedung Bhawarasa Trenggalek dengan jumlah 82 peserta.
Pada kesempatan itu Suripto didapuk menjadi narsumber pertama dengan tema “AMM sebagai tulang punggung persyarikatan”. Doktor lulusan Universitas Negeri Yogyakarta tersebut menjelaskan secara detail bagaimana guru-guru di sekolah Muhammadiyah harus ikut memikirkan tentang perkaderan di Muhammadiyah. “Basis masa kader Muhammadiyah ada di sekolah-sekolah Muhammadiyah, untuk itu para guru harus tau bagaimana cara mengarahkan mereka agar kelak siap menjadi kader Muhammadiyah”. Ujar Suripto.
Selain itu mantan ketua KPU Trenggalek tersebut juga menjelaskan bahwa siswa Muhammadiyah harus dilibatkan aktif dalam organisasi otonom seperti IPM, HW maupun Tapak Suci. “Bapak-ibu harus paham bahwa satu-satunya organisasi pelajar Muhammadiyah adalah IPM, satu-satunya organisasi beladiri adalah Tapak Suci, maka jangan sampai ada aliran silat lain yang masuk ke lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah”. Pesannya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai ketua III STAI Muhammadiyah Tulungaung tersebut mengulas tentang kontinyuitas gerakan Muhammadiyah. Ia mengatakan bahwa Muhammadiyah itu didirikan bukan hanya untuk saat tertentu tapi untuk selama-lamanya. “Maka keberlanjutan gerakan dakwah Muhammadiyah ini harus dipastikan dengan cara melakukan kaderisasi sejak dini” jelasnya. “Muhammadiyah adalah organisasi non profit, maka bisa dipastikan Muhamamdiyah adalah organisasi kader, dan namanya organisasi kader harus secara aktif menjalakan perkaderan”. Imbuhnya. ipin
Pada kesempatan itu Suripto didapuk menjadi narsumber pertama dengan tema “AMM sebagai tulang punggung persyarikatan”. Doktor lulusan Universitas Negeri Yogyakarta tersebut menjelaskan secara detail bagaimana guru-guru di sekolah Muhammadiyah harus ikut memikirkan tentang perkaderan di Muhammadiyah. “Basis masa kader Muhammadiyah ada di sekolah-sekolah Muhammadiyah, untuk itu para guru harus tau bagaimana cara mengarahkan mereka agar kelak siap menjadi kader Muhammadiyah”. Ujar Suripto.
Selain itu mantan ketua KPU Trenggalek tersebut juga menjelaskan bahwa siswa Muhammadiyah harus dilibatkan aktif dalam organisasi otonom seperti IPM, HW maupun Tapak Suci. “Bapak-ibu harus paham bahwa satu-satunya organisasi pelajar Muhammadiyah adalah IPM, satu-satunya organisasi beladiri adalah Tapak Suci, maka jangan sampai ada aliran silat lain yang masuk ke lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah”. Pesannya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai ketua III STAI Muhammadiyah Tulungaung tersebut mengulas tentang kontinyuitas gerakan Muhammadiyah. Ia mengatakan bahwa Muhammadiyah itu didirikan bukan hanya untuk saat tertentu tapi untuk selama-lamanya. “Maka keberlanjutan gerakan dakwah Muhammadiyah ini harus dipastikan dengan cara melakukan kaderisasi sejak dini” jelasnya. “Muhammadiyah adalah organisasi non profit, maka bisa dipastikan Muhamamdiyah adalah organisasi kader, dan namanya organisasi kader harus secara aktif menjalakan perkaderan”. Imbuhnya. ipin
COMMENTS