MBS TRENGGALEK - Seluruh wali santri berkumpul di masjid Baitul Arqam Pondok Putera MBS Trenggalek. Secara terpisah wali santri putra dan ...
MBS TRENGGALEK - Seluruh wali santri berkumpul di masjid Baitul Arqam Pondok Putera MBS Trenggalek. Secara terpisah wali santri putra dan putri hadir memenuhi undangan silaturrohim dengan pimpinan MBS Trenggalek, Ahad (11/9).
Pada pertemuan tersebut, hadir ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek, Drs. H. Rohmat, MM. selaku penanggung jawab utama MBS Trenggalek. Dalam struktur organisasi MBS, Rohmat bertindak selaku ketua dewan kyai.
Selain ketua PDM turut hadir jajaran Pimpinan MBS Trenggalek, Direktur, Wakil Direktur, Anggota Dewan Kyai dan juga kepala sekolah baik SMP maupun SMA.
Pada kesempatan itu, Rohmat menyampaikan tentang pentingnya kolaborasi dan sinkronisasi program antara pengurus MBS Trenggalek dan wali santri.
"Saya ingin kita punya keterpaduan langkah, antara keinginan wali santri dan program kegiatan MBS harus sinkron" tutur Rohmat. "Untuk itulah hari ini kami mengundang bapak/ibu sekalian" imbuhnya.
Sementara itu Direktur MBS Trenggalek, Anang Wahid Cahyono, LC. M.HI. menjelaskan tentang keinginan MBS Trenggalek mewujudkan pondok pesantren yang humanis, terbebas dari segala bentuk tindak kekerasan. Hal itu disampaikan untuk merespon gonjang-ganjing seputar berita adanya santri meninggal dunia karena dianiaya kakak tingkatnya yang terjadi di beberapa pondok pesantren akhir-akhir ini.
"Kita haramkan segala bentuk sanksi fisik yang mengarah pada kekerasan. Pondok MBS Trenggalek berkomitmen menjadi pondok yang aman dan menyenangkan bagi semua penghuninya" tutur Anang.
Namun demikian, alumnus Universitas Al Azhar Mesir itu menjelaskan tentang betapa pentingnya kepasrahan dan kepercayaan wali santri kepada pengelola MBS.
"Kami sangat terbuka menerima masukan wali santri. Masukan yang membangun. Tapi Wali santri juga harus percaya kepada kami, harus tatak untuk memondokkan anaknya di MBS". Tegasnya.
Pria yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Arrisalah Ponorogo itu memberikan konsep kepada wali santri sebagai bekal untuk memondokkan anak. Konsep tersebut ia beri istilah TITIP.
"TITIP bapak ibu. Njenengan harus pahami konsep ini. TITIP itu Tega, Ikhlas, Tawakkal, Ikhtiar, Percaya." pungkas Anang. (ARIFIN)
COMMENTS