Lilin Aroma Terapi Karya Siswa Kelas X MAM Trenggalek/ foto: Pipit |
Pembuataan sabun cuci piring dan lilin aroma terapi ini
bersama Pipit Rachmawati S.Pd, Guru Kimia MAM Trenggalek di halaman Muhammadiyah Boarding School (MBS)
Trenggalek. Pipit menjelaskan bahwasanya minyak jelantah yang biasanya langsung
dibuang ke lingkungan, sebenarnya dapat diolah menjadi berbagai produk, mulai
dari sabun, lilin, maupun biodiesel sebagai salah satu alternatif sumber energi
terbarukan.
“Minyak goreng yang telah dipakai berulang kali atau disebut
minyak jelantah berpotensi kanker, obesitas, dan penyakit lainnya. Selain itu
jika langsung dibuang ke lingkungan, dapat mengurangi kesuburan tanah,”
tuturnya.
Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun dan lilin
aromaterapi dibagi dalam 3 tahap, yaitu: 1) tahap penghilangan bau/zat racun
dengan arang aktif; 2) tahap penjernihan minyak dengan bleaching earth; dan 3) tahap pengolahan minyak jelantah menjadi
produk sabun cuci piring dan lilin.
Proses Pembuatan Sabun Cuci Piring dari Minyak Jelantah/ foto: Pipit |
“Untuk pembuatan lilin, lanjutnya, cukup dengan memanaskan
minyak dengan stearin yang berfungsi
untuk mengeraskan minyak. Jika tidak ada stearin,
dapat menggunakan lilin bekas yang sudah tidak terpakai sebagai campuran.
Kemudian ditambahkan potongan krayon sebagai pewarna lilin dan parfum atau
esensial oil sebagai pemberi aroma terapi,” lanjutnya.
Saat praktik, siswi MAM Trenggalek terlihat sangat antusias
dalam pengerjaan proyek. Hal tersebut merupakan
pengalaman baru untuk mereka. Masing-masing peserta didik bersama kelompok
secara aktif melalukan eksplorasi dengan mencari berbagi sumber referensi
terkait langkah-langkah pengolahan limbah minyak jelantah.
“Meski di percobaan pertama pembuatan sabun cuci piring
masih gagal, tetapi mereka belajar merefleksi dari kesalahan dan mengulang
membuat sabun hingga benar-benar dihasilkan produk sabun sesuai yang diharapkan,”
pungkasnya. Tim Redaksi
COMMENTS