Santri sedang mengupas kunyit dan kencur/ foto: Farida |
Bersama 78 santri MBS Trenggalek dan koordinator P5, para santri pada hari itu serius membuat jamu
tradisional. Farida Yeni Giarti, salah satu koordinator P5 Putra menjelaskan
tujuan diadakannya praktik pembuatan jamu.
“Kegiatan P5 anak-anak hari ini, kita akan praktik membuat
jamu tradisional beras kencur. Kita ingin mereka bisa mengenal jamu
tradisional, kasiatnya apa, cara pembuatannya seperti apa,” jelasnya.
Yang akrab disapa Ustadzah Farida itu, juga memaparkan
kegiatan apa saja yang dilakukan siswa pada hari itu.
“Hari ini anak-anak melakukan pengupasan bahan baku jamu,
seperti kunyit dan kencur. Kemudian dicuci, diiris terus dijemur. Setelah dijemur
beberapa hari, bahan baku jamu akan di rebus,” papar Farida.
Setelah direbus beberapa jam, lanjutnya, jamu tersebut akan
disaring dan didiamkan beberapa selang waktu, kemudian akan ditaruh di botol
dan diberi label. Saat kegiatan berlangsung, Farida juga menjelaskan khasiat
jamu tradisional bagi tubuh kepada para siswa. Seperti kunyit dapat digunakan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Jamu tradisional itu mempunyai banyak manfaat bagi tubuh
anak-anak. Kunyit itu dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi, tidak heran saat
Covid-19 dulu ada, banyak yang merekomendasikan untuk mengonsumsi kunyit. Pun juga
kencur, kencur juga bermanfaat untuk meredakan batuk berdahak dan hidung
tersumbat,” terangnya.
Harapan dari Bapak/Ibu Guru dengan diadakannya kegiatan ini,
agar santri MBS Trenggalek mengenal dan terampil dalam pembuatan jamu
tradisional.
“Harapan kami kepada anak-anak, dari kegiatan ini mereka bisa
membuat jamu tradisional yang akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu, produk jamu yang dibuat anak-anak, rencana kami (setelah produk itu sudah
siap jual), kami akan berkeja sama dengan MBS Mart untuk pemasaran produk
buatan anak-anak,” ujarnya. [Tim
Redaksi]
COMMENTS