Naufal Hilmi Ghithirf (di mimbar) sedang melaksanakan kultum setelah sholat tarawih/foto: Randy |
Tekat Yang Seharusnya Dimiliki Seorang Muslim dengan
Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah harta yang paling berharga bagi seorang muslim, karena
ia adalah hidangan langsung dari Allah SWT yang dapat memenuhi segala kebutuhan
dan dahaga jiwa raga manusia.
Dalam sebuah hadist yang bersumber dari Abdullah bin Mas’ud R.A,
Rasulullah SAW : “Sungguh Al-Qur’an ini adalah hidangan dari Allah SWT, maka
pelajarilah hidangan Allah ini semampumu, ia adalah tali Allah, cahaya
penerang, obat yang bermanfaat, pelindung bagi orang yang berpegang teguh kepadanya,
keselamatan bagi orang yang mengikutinya, ia tidak bengkok sehingga perlu
diluruskan dan ia tidak juga menyimpang sehingga perlu dibenarkan, keajaibannya
tidak pernah pudar, tidak pernah usang meskipun selalu diulang-ulang. Maka
bacalah karena sesungguhnya Allah akan memberikan pahala kepadamu, setiap huruf
akan dibalas dengan 10 kebaikan, aku tidak mengatakan الم adalah satu huruf,
tetapi ا satu huruf, Ù„ satu huruf, dan Ù… satu huruf.”
Melalui hadist diatas, Rasulullajh SAW mengajak kepada umatnya untuk
senantiasa membaca, mempelajari, mencintai, mengamalkan dan menjadikan
Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam kehidupan dunia.
Seruan Rasulullah
tersebut telah disambut dengan begitu antusias oleh para sahabat, tabiin, dan
salafus salih. Mereka terpesona oleh Al-Qur’an dan jiwa mereka dibuat mabuk
olehnya. Mereka senantiasa istiqomah dalam membaca Al-Qur’an, jika sehari saja
tidak membaca Al-Qur’an, mereka merasalah penyesalan yang sangat mendalam
seakan-akan telah kehilangan sesuatu yang tidak ternilai harganya.
Ada sebuah kisah yaitu
salah seorang sahabat menangis tersedu-sedu. Maka sahabat yang lain pun
bertanya untuk menghiburnya. “Apa yang membuatmu menangis? Apa engkau sakit?”
Ia menjawab “Tidak, tetapi lebih daripada itu”. Sahabat kemudian bertanya
kembali “Apakah engkau kehilangan harta? Apakah ada keluargamu yang meninggal?
Apakah itu wahai sahabatku?” sahabat pun menjawab “Kemarin aku tertidur dan
tidak sempat untuk membaca Al-Qur’an, pasti itu karena dosa yang telah aku
perbuat.”
Masya Allah,
perhatikanlah jawaban sahabat tersebut, ia merasa sangat menyesal karena sehari
saja terlewat tidak membaca Al-Qur’an.
Subhanallah, memang
demikianlah seharusnya jiwa seorang muslim. Hatinya selalu rindu dan terpaut
dengan Al-Qur’an. Ya Allah, jadikanlah hati dan jiwa kami selalu rindu dan
terpaut dengan Al-Qur’an seperti halnya hati para sahabat-sahabat Rasulullah
Aamiin ya rabbal alamiin.
Memang tekad demikian
tidak muncul tiba-tiba, maka dari itu mulai hari ini mari kita bertekad secara continue.
Membaca Al-Qur’an tidak perlu mulai dari 3 hari, tetapi mulailah denga napa
yang anda mampukan mulai dari satu hizb, kemudian meningkat 1 juz, 2 juz dan
seterusnya tetapi dengan catatan harus dilakukan secara istiqomah.
Ingat! Agama ini begitu
dalam, maka masukilah ia dengan perlahan. [Tim Redaksi]
COMMENTS