mbsmu.com – Ustadz Anang Wahid Cahyono, Lc., M.HI., Direktur Muhammadiyah Boarding School (MBS) Trenggalek, sampaikan Kajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Kampus Putra MBS Trenggalek, Pogalan, pada Selasa, (17/9/24). Kajian tersebut dihadiri oleh seluruh santri dan Ustadz dan Ustadzah MBS Trenggalek, dan mengangkat tema perjuangan hidup Rasulullah yang penuh keprihatinan dan ujian, serta relevansinya dengan kehidupan para santri di MBS.
Ustadz Anang memulai kajian dengan menjelaskan bahwa bulan ini merupakan bulan istimewa bagi seluruh umat Islam karena merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. “Bulan ini adalah bulan kebahagiaan bagi seluruh umat Islam. Nabi kita tercinta, Muhammad SAW, dilahirkan pada 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah, tahun di mana Raja Abrahah mencoba menghancurkan Ka'bah di Mekkah,” ujarnya.
Beliau melanjutkan dengan menjelaskan bahwa kehidupan Nabi Muhammad SAW sejak kecil penuh dengan ujian. “Rasulullah lahir tanpa ayah, tumbuh dalam keadaan yatim, dan ketika belum genap 10 tahun, ibunya pun meninggal, menjadikannya yatim piatu. Kehidupan Rasulullah penuh dengan keprihatinan dan kesederhanaan,” jelasnya.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Anang mengajak para santri untuk membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan Nabi. “Mana yang lebih berat, kehidupan Rasulullah atau kehidupan kalian di MBS? Beliau lahir tanpa ayah dan tumbuh dalam kondisi penuh tantangan, sementara kalian ditempatkan di sini oleh orang tua kalian dengan harapan besar,” tegas Ustadz Anang, mengajak santri merenungkan keadaannya.
Ia juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah tokoh paling berpengaruh di dunia, dengan mengutip buku karya Michael H. Hart, The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, di mana Nabi Muhammad SAW ditempatkan di posisi pertama. “Rasulullah menjadi pemimpin yang berpengaruh, bukan hanya karena karakternya yang kuat, tetapi juga karena perjuangan dan pengorbanannya,” ungkapnya.
Ustadz Anang juga menjelaskan bahwa kesederhanaan hidup di pesantren merupakan bagian dari proses pembentukan karakter yang tangguh. “Kehidupan di MBS mengajarkan kalian untuk hidup sederhana dan bersabar. Kalian mandi harus antri, tidak memegang handphone setiap saat, dan harus mematuhi aturan yang ketat. Semua ini adalah bentuk latihan agar kalian menjadi pribadi yang kuat, seperti Rasulullah yang hidup dalam kesederhanaan,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa kesuksesan dalam hidup tidak datang tanpa tantangan dan pengorbanan. “Jika kalian ingin sukses, lalui dulu tantangan hidup dengan penuh kesabaran. Rasulullah telah mencontohkan kepada kita bahwa orang yang kuat adalah mereka yang berhasil melewati ujian hidup,” tambahnya.
Ustadz Anang menutup kajian dengan mengingatkan para santri bahwa dunia adalah tempat untuk berusaha dan bekerja keras. “Di dunia ini tempatnya kita beraktivitas dan berjuang. Istirahat yang sebenarnya adalah ketika kita bertemu Allah di akhirat nanti. Oleh karena itu, jangan takut lelah, jangan takut susah. Semua perjuangan ini akan membawa kalian pada kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat,” pungkasnya.
Kajian ini menjadi momen refleksi bagi para santri, mengajarkan mereka bahwa kehidupan penuh dengan tantangan yang harus dihadapi dengan sabar, ikhlas, dan tekad yang kuat, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. [Tim Redaksi]
COMMENTS