 |
| Ustadz Anang Wahid Cahyono, Direktur MBS Trenggalek sedang menyampaikan Kajian Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW |
mbsmu.com – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Direktur Muhammadiyah Boarding School (MBS) Trenggalek, Ustadz Anang Wahid Cahyono, Lc., M.HI., memberikan kajian kepada para santri pada hari Selasa (17/9/24). Kajian kali ini berfokus pada tiga sifat utama yang Allah SWT berikan kepada Rasulullah, serta bagaimana sifat-sifat tersebut dapat menjadi teladan bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kajiannya, Ustadz Anang mengawali dengan menegaskan bahwa Rasulullah adalah manusia pilihan yang diberikan karunia mulia oleh Allah. "Rasulullah adalah manusia seperti kita. Beliau merasakan sedih, lelah, bahkan beristirahat seperti manusia lainnya," ujarnya. Ustadz Anang menjelaskan bahwa Allah SWT sengaja mengutus Rasulullah dari golongan manusia, bukan malaikat, agar manusia bisa mengikuti teladan hidupnya. “Jika Rasulullah berasal dari golongan malaikat, kita akan kesulitan mencontoh apa yang beliau lakukan. Karena beliau adalah manusia, kita bisa meneladani bagaimana cara beliau makan, istirahat, dan beribadah,” tambahnya.
Ustadz Anang kemudian menceritakan momen ketika Rasulullah merasakan kesedihan yang mendalam, yaitu ketika putranya, Ibrahim, meninggal dunia. “Ketika Ibrahim, yang diharapkan menjadi penerusnya, meninggal dunia, Rasulullah meneteskan air mata. Itu menunjukkan sisi manusiawi beliau yang merasakan kesedihan, sama seperti kita ketika kehilangan orang yang kita cintai,” jelasnya.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Anang menekankan tiga sifat mulia yang dimiliki Rasulullah, yang diambil dari Surat At-Taubah ayat 128. Pertama, Azizun ‘alaihi, yang artinya Rasulullah selalu peka terhadap perasaan umatnya. "Beliau merasa sedih jika umatnya sedih. Jika ada di antara kalian yang melihat teman kalian sedang bersedih, maka hiburlah dia. Kalian adalah satu kesatuan, seperti bangunan yang kokoh di mana satu bagian saling menguatkan bagian lainnya,” tegas Ustadz Anang.
Sifat kedua adalah Harisun ‘alaikum, yang menunjukkan bahwa Rasulullah sangat peduli dengan keselamatan umatnya, terutama dalam hal spiritual. “Rasulullah selalu berusaha memastikan umatnya selamat dan masuk surga. Bahkan di malam hari, beliau selalu berdoa untuk keselamatan umatnya. Itulah yang menjadi dasar mengapa kita harus saling peduli dan membantu satu sama lain, terutama dalam hal ibadah dan kebaikan,” jelas Ustadz Anang.
Sifat terakhir adalah Bil-Mu’minina Raufur Rahim, yang berarti Rasulullah selalu lembut dan penuh kasih sayang terhadap umatnya. Ustadz Anang menjelaskan bahwa sifat lemah lembut Rasulullah ini harus menjadi contoh bagi umat Islam dalam berinteraksi, tidak hanya kepada sesama muslim, tetapi juga kepada non-muslim. "Jangan pernah meremehkan kebaikan, meskipun itu kecil. Tebarkan kasih sayang kepada siapa pun, bantu mereka yang kesulitan, selama tidak menyangkut masalah ibadah,” tuturnya.
Sebagai penutup, Ustadz Anang mengingatkan para santri untuk meniru sifat-sifat mulia Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. “Rasulullah adalah teladan terbaik bagi kita semua. Jika kalian ingin dimudahkan dalam hidup, mudahkanlah urusan orang lain. Itulah salah satu cara meniru sifat kepedulian dan kasih sayang Rasulullah,” pungkasnya.
Dengan kajian ini, Ustadz Anang berhasil memberikan pemahaman yang mendalam kepada para santri tentang pentingnya meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah. Para santri diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan pesantren maupun di luar. [Tim Redaksi]
COMMENTS